Bergelimang uang dan harta tidak selalu menjamin kehidupan seseorang pasti bahagia,Begitu kira-kira pikiran yang ada dibenak Heidemarie Schwermer. Dan nyatanya tanpa "uang"pun Ia dapat menjalani kehidupan kesehariannya penuh dengan ke"BAHAGIAAN.
Heidemarie Schwermer yang hampir berusia 71 tahun justru memutuskan untuk meninggalkan hidup mewahnya. Wanita yang berasal dari Memel, Jerman ini memulai petualangan saat usianya masih 50 tahun. Heidemarie meninggalkan pekerjaan sebagai psikoterapis dan yakin bisa hidup tanpa uang. Kisahnya bahkan dibuat film dengan judul Living Without Mones, dilansir dari situs Business Insider.
Kisah ini bermula saat keluarga Heidemarie mengalami kebangkrutan di Perang Dunia II sekitar tahun 1940. Dengan jerih payah ayahnya yang seorang pengusaha kopi, keluarga mereka kembali berjaya dan kaya raya. Tetapi.. ada pergolakan batin saat keluarga Heidemarie mempertahankan kekayaan sekuatnya. Heidemarie muda berpikir, apakah keluarganya sungguh kaya atau sebenarnya miskin secara batin?
Heidemarie akhirnya meninggalkan kehidupannya yang bergelimang harta, dia bergabung dalam perkumpulan penduduk lokal. Perkumpulan itu akan membuat seseorang bekerja untuk mendapatkan barang, bukan uang. Heidemarie bekerja sebagai pengasuh anak hingga tukang bersih-bersih. Semua dia lakukan dengan gembira.
Heidemarie bahkan tidak keberatan memberikan rumahnya secara cuma-cuma pada kerabatnya."Saya rasa itulah saat yang tepat, saya memberikan rumah dan semua yang saya miliki," ujar Heidemarie. Semua barang diserahkan, kecuali barang pribadi yang memiliki kenangan, semua dimasukkan dalam koper kecil.
"Saya hanya ingin melakukan eksperimen dan di tahun itu, saya memperhatikan kehidupan yang baru. Saya tidak mau kembali ke kehidupan lama saya," jelas dia.
Awalnya, Heidemarie tinggal dengan kawan lamanya. Dia melakukan pekerjaan rumah di mana dia tinggal, seperti berkebun, membersihkan jendela dan sebagai imbal jasanya, Heidemarie menerima makanan. Namun semakin ke sini, dia tak lagi mengharapkan imbalan apapun.
Lama kelamaan gaya hidupnya itu menjadi pembicaraan orang-orang dan dia mulai diundang menjadi pembicara di kampus dan sekolah. Anehnya, Heidemarie hanya menerima bila pihak pengundang bersedia menyediakan tiket transportasi dan menolak bentuk pembayaran lainnya.
Heidemarie pun berpindah ke satu tempat ke tempat lainnya sejak itu. Kini hidup Heidemarie diisi dengan bepergian untuk menjadi pembicara dan berbagi tanpa memusingkan harus tinggal di mana dan makan apa untuk ke depannya.
Dia hanya menengok dua anak dan 3 cucunya beberapa kali per tahun dan sempat menyatakan tidak nyaman dengan gaya hidup Heidemarie.
"Sekarang mereka bangga dengan apa yang saya lakukan. Itu sudah cukup bagi kami," kata dia.
Walaupun hanya mendapatkan bayaran berupa barang, Heidemarie tidak keberatan menyumbangkan baju yang didapat untuk orang lain. Sementara itu orang lain secara ajaib sering membantu Heidemarie, dia menyebutnya mukjizat, bukan sumbangan semata. "Setiap hari saya melihat banyak keajaiban di dalam hidup saya," ujarnya.
Banyak memberi, banyak menerima, itulah kata-kata yang sering diucapkan Heidemarie. Bertahun-tahun hidup tanpa uang tidak selalu mulus, kadang Heidemarie harus mencari sisa sayur segar di pasar. Walau begitu, Heidemarie tidak mau disebut tunawisma, karena dia bahagia dan tidak mengganggu kenyamanan orang lain.
Perjuangan hidup Heidemarie membuatnya dipercaya untuk melatih mahasiswa ahli lingkungan BUND Youth dari Muenster. Ada beberapa orang yang mengkritik gaya hidup Heidemarie, tetapi baginya, kritikan itu bisa diterima walaupun menyakitkan. Ada juga yang memberi respon positif bahwa uang tidak selalu memberi kebahagiaan, ada orang yang banyak uang tetapi miskin hati.
Tidak semua orang bisa menjalani kehidupan seperti ini,terutama menanggalkan kehidupan mewahnya.Dan faktanya...Manusia hanya mengejar materi dan kepuasan semata dalam hidupnya,Martabat dan gengsi yang menjadi tolak ukur utamanya.Tapi mereka lupa,kadang uang juga dapat menyesatkan kehidupan manusia,kadang demi uang pula orang rela mengorbankan harga dirinya.Dan tidak sedikit kerena uang bisa membuat manusia menjadi serakah dan menindas manusia lainnya.