Si-Merdu Nan Melegenda |
Dalam kegiatan pemilihan tokoh budayawan Tionghoa paling berpengaruh melalui situs zhongguo.net, yang diselenggarakan pada 24 Juli–31 Agustus lalu, dengan total pemilih sebanyak 23.902.578, Deng Lijun (baca: teng li cun ??君, di Indonesia dikenal sebagai Teresa Teng), akhirnya terpilih menduduki urutan pertama, disusul oleh Wang Fei (Faye Wong, 王菲 1969, adalah penyanyi, penulis lagu, aktris dan model. Ia ikon populer di daratan Tiongkok, Taiwan dan Hong Kong) dan Zhou Jielun (Jay Chou , 姨杰? penyanyi, penulis lagu, komponis, produsen rekaman, rapper, disc jockey, direktur musik video, direktur film, aransemen musik, model dan aktor, berasal dari Taiwan, populer di daratan Tiongkok, Taiwan, Hong Kong, Jepang dan Asia Tenggara.
Diberitakan, kegiatan pemilihan internet terbagi menjadi 8 kelompok besar: Sastra, Perfilman, seni, opera, tarian, seni gubahan, cendekiawan sastra; yang terpilih total 192 orang. Menilik hasil pemilihan dari netter, perolehan suara untuk Teresa Teng, Faye Wong dan Jay Chou jauh meninggalkan para pesaingnya,
Waktu tak terasa cepat berlalu, Teresa Teng sudah meninggalkan kita genap 14 tahun lebih. Namun, bagi banyak orang, semuanya bagaikan baru terjadi kemarin, suaranya yang merdu, enak didengar dan terasa akrab, Teresa Teng seolah belum pergi. Dengan penampilan yang elegan, mempesona banyak penggemarnya yang di Tiongkok daratan barangkali jarang ada yang tahu bahwa Teresa Teng adalah “seniwati patriot”.
Nyanyian indah Teresa Teng adalah memori bersama orang Tionghoa sezaman; kekecewaan Teresa Teng, juga merupakan kegetiran sejarah orang Tionghoa. Pembantaian Tiananmen oleh PKC membuatnya tidak ingin lagi menginjakkan kakinya di daratan Tiongkok.
Pada saat pintu bagi Taiwan dibuka lebar-lebar bagi yang mau sambang famili ke Tiongkok, pihak PKC (Partai Komunis China) melalui berbagai saluran telah mengundang Teresa Teng untuk manggung di daratan, sedangkan Teng sendiri juga berulang kali mempertimbangkan berkunjung ke negeri leluhurnya. Namun, peristiwa pembantaian Tiananmen 1989, telah meluluh-lantakkan niatnya untuk berkunjung ke sana.
Teresa Teng seorang biduanita Tionghoa yang terkenal abad ke-20 di seluruh dunia. (INTERNET)
Sebelum 4 Juni 1989, dia tampil di sebuah acara kumpulan massa di Hong Kong Happy Valley tanpa make up apapun dan menyanyikan sebuah lagu: “Rumah saya di balik gunung sana”.
Sesudah 4 Juni, Teresa Teng juga pernah mengikuti acara talk show di salah satu stasiun TV Hong Kong, ia menyatakan dirinya pernah berpikir: Ada keinginan melihat-lihat Tiongkok, apakah benar sesuai yang dipropagandakan oleh PKC bahwa konon tanpa sosialisme Tiongkok tak mampu diselamatkan”, namun sesudah peristiwa 4 Juni, Ia tidak ingin ke daratan lagi, tidak ingin ke tempat dimana rakyat tak berdosa telah dibantai oleh pemerintahnya sendiri.”
Pada 1995, ketika Teresa Teng wafat di Chiang Mai, Thailand, di dalam apartemennya telah ditemukan draft tulisan tangannya. “Masa lalu tak perlu dipikir, urusan duniawi sulit diterka, jangan mengubah kegalauan menjadi syair, impian pendek dan panjang sama-sama mimpi jua.”
Dari tulisan yang telah ia buat sendiri, hatinya yang risau dan rasa kesepian cukup mengejutkan. Sebagai seorang seniman, bakatnya begitu menonjol, reputasinya bahkan tetap harum lama setelah kepergiannya; sebagai seorang perempuan, di dalam perjalanan hidupnya ia belum juga menemukan partner hidup yang dapat saling mengasihi. Selain dalam bidang asmara, penyesalan lain dari maha bintang ini ialah, barangkali adalah selama hidupnya ia belum pernah menginjakkan kaki di Tiongkok daratan.
4 komentar:
Jadi rindu suaranya...
"I Like This Blog".....
Saya terharu dengan kepergiannya untuk selamanya,dan beristirahatlah keperistirahatan terakhir yang abadi.Saya salah satu penggemar lagu-lagunya.
Saya terharu dengan kepergiannya untuk selamanya,dan beristirahatlah keperistirahatan terakhir yang abadi.Saya salah satu penggemar lagu-lagunya.
Posting Komentar